Indra memandang, harusnya saat ini pemerintah sudah memiliki regulasi dan program nyata, yang mengacu pada pelaksanaan UN sebelumnya.
Pernyataan ini menepis anggapan minor yang menilai bahwa Asesmen Kompetensi Minimum belum terbukti dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
Menurut Totok, saat ini bukan saatnya peserta didik hanya disediakan soal ABC yang dianggap membelenggu kebebasan berpikir. Justru soal-soal essai, kata dia, siswa dapat menonjolkan argumentasinya.
Nadiem Anwar Makarim memberikan bocoran, bahwa Asesmen Kompetensi Minimum yang mengujikan kemampuan literasi dan numerasi, akan meniru soal-soal Programme for International Students Assessment (PISA).
Padahal 2020 merupakan tahun terakhir pelaksanaan UN, sebelum diganti menjadi Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter pada tahun depan.
Asesmen kompetensi minimum (AKM) dalam hal literasi ditemukan fakta, satu dari dua peserta didik belum mencapai kompetensi minimum.
Catat! Ini Perbedaan Antara ANBK AKM dengan SNBT